Friday, July 17, 2009

Wellcome to The Bom

Indonesia terguncang lagi …

Setelah sekian lama relatif sakti dengan kemampuan meredam berbagai macam teror, kali ini agaknya Detasemen 88 kalah sprint dengan sang maestro. Siapapun itu, sang maestro, telah sukses meletakkan hegemoni chaosnya dengan instrumen utama BOM. image

Dan langkah pertama Polisi, sesuai standard prosedurnya, telah sukses memastikan bahwa yang meledak di Ritz Carlton dan Marriot benar-benar sebuah bom, bukan kompor bukan kortsleting PLN. Dan setelah itu dapat dipastikan serangkaian interogasi dan hiruk pikuk media massa menjaring gosip dan analisa, baik dengan sedikit jurnalisme investigatif, maupun sekedar copy-paste dari sumber “anonim” yang terlihat syah dan keren dimata industrialisasi media.


Bom kali agaknya akan masih mudah dicarikan alibi ke pundak Noordin M Top. Siapa lagi yang pantas selain dia? Kalau mau berandai dengan sedikit berselingkuh analisa - dengan menghubungkannya dengan Pilpres dan Pileg, maka serangkaian pertanyaan akan mudah listing :

  1. Siapakah yang pantas menghargai kekecewaannya (dari pesta demokrasi itu) dengan bermain-main dengan Bom? Agaknya sih sebuah harga yang sangat tidak pantas ... !
  2. Siapakah yang sudah sedemikian akurat memprediksi dan mengkalkulasikan nilai kekecewaannya dengan sebuah Bom ?

Sekali lagi lebih simple menarik benang merah bom Marriot dan Ritz Carlton ini dengan pertarungan ideologi, Amerika dan assecoriesnya (hotel dan properti lainnya), melawan kepercayaan dan harga diri yang agaknya paling logis bisa diterima teori Terorisme ala CIA – ala kadarnya  .... dan itu kroni almarhim Dr. Azhari .... Wallohu a’lam ....

0 comments:

Post a Comment

Join, please