Tuesday, December 4, 2012

MEMBERDAYAKAN BUANG HAJAT


Kyai Kastubi paling ingat teori seorang konsultasn Word Bank tentang perilaku buang hajat di negeri ini.
  • Jika anda belum pernah buang hajat di sembarang tempat (artinya anda pengguna setia jamban ), maka secara formal anda termasuk katogri lulusan TK
  • Apabila anda PERNAH buang air besar di sebarang tempat (artinya anda di kebun atau di jamban sama-sama bisa keluar), maka anda termasuk katogori lulusan SMA
  • Apabila anda sejak Balita sampai saat ini tidak pernah menggunakan jamban (artinya anda punya kebiasaan buang hajat di sungai, kebun - baik Hak Guna Lahan maupun Hak milik Sendiri, atau bahkan milik tetangga kanan kiri, maka anda termasuk Professor lulusan Harvard !

Begitulah dalil akli pertama yang harus dipahami kyai Kastubi untuk merubah kebiasaan buruk tetangga kanan kirinya yang dengan enteng mengumbar aurat nya ketika buang hajat. Dalil ini menempatkan saudara kita dengan kebiasaan buruk dan salah tadi sebagai maha guru kita sehingga kita datang kepada mereka dengan takzim, dan tidak akan sombong atau sok tahu dengan menggurui ini - itu, melarang ini – itu, karena mererka doktor dan professor sementara kita adalah lulusan SMA (Kyai Kastubu cengar cengir sendiri karena berkat sering nongkrong di sungai belakang pondok Kyai Mudhaffar dulu dia masuk katagori kedua !



Bahkan Kyai Kastubi pernah mendengar joke urusan buang tahi ini, informasinya ikan di sungai paham dan tahu jenis kelamin orang yang buang hajat di sungai, kalau perempuan ikan akan segera pergi begitu menerima jatuhan tahi pertama kali, namun bila laki-laki ikan tak akan segera beranjak pergi. Kenapa ? Karena setiap kali ikan menengok keatas ada sesuatu yang menggantung dan diharapkannya segera jatuh seperti yang lainnya ...


Sebetulnya kyai Kastubi risih dan masygul sekali, sementara teman –temanya di Barat sana telah sibuk berdiskusi tentang riset menghemat baterai laptop dan berdebat tentang plus minus GSM dan CDMA, sementara birokrasi dan tetangga kanan kirinya sibuk berargumen tentang kebiasaan buang hajatnya yang telah turun temurun mereka warisi dari simbahnya, eyang kakungnya, bapak ibunya. 



Kyai Kastubi mafhum dan sadar benar mereka tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa selama ini mereka saling memakan kotoran tetangga kanan kirinya. ( sang Kyai ini sedikit takabur punya pengetahuan ini setelah ngaji kepada kosultan tadi tentang teori alur kontaminasi melalui pendekatan Participatory Rural Appraisal bahwa alur tahi dengan kandungan penyakit dan bakterinya bisa sampai ke mulut kita baik diantar lalat maupun sunnatullah lainnya. Namun sang kyai tidak akan dan tidak mau membombardir ke modern-nan fikiran soal tahi ini kepada tetangga kanan kirinya, sebagaiman beliau dengan rasa percaya diri yang besar melakukan hal ini bila berkaitan dengan hukum mandi jinabat dan mengqoshor dan menjamak sholat sekaligus (karena hadits shokheh dan kitab –kitab yang bertahun-tahun beliau akrabi menjelaskannya dengan gamblang ...



Kyai Kastubi ingat betul akan teori, bahwa yang dihadapinya saat ini adalah para doktor dan para profesoor yang amat handal sehingga amat yakin dan amat menikmati metode buang hajatnya (yang telah mendarah daging diwarisi dari para leluhurnya ... di kebun ... disungai .... dengan cangkul .... dengan daun pisang ....
Kyai Kastubi harus memulainya dari teori ini, untuk menang tanpo ngasorake ... untuk ngluruk tanpo bolo ... untuk menjadikan mereka mampu mengenali dan mengekspresikan martabatnya, mengekspresikan kecerdasan otak kanan dan kirinya, dan utamanya kecerdasarn spiritualnya ... dan itu dipahami Kyai Kastubi sebagai yang disebut temen LSM nya sebagai PEMBERDAYAAN !


Tanggal sepuluh maret minggu kemarin Kyai Kastubi dengan agak bangga mengundang temen konsultannya untuk datang di haul Kyai Mudhaffar (paman tercntanya), sekaligus deklarasi kecil-kecilan,m mendeklarasikan kampungnya telah mampu memenuhi kriteria teman konsultannya sebagai kampung yang telah ODF (Open Defication Free

0 comments:

Post a Comment

Join, please