Lumajang Travelers

Lumajang Travelers, Puncak B29, Air terjum Tumpak Sewu, Sgi Tiga Ranu, Ranu Pane Base Camp Semeru Mountains.

Lumajang Social Hiking

Warna Warni Budaya Jawa, Madura, Tengger, rancak tersaji disini.

Lumajang Exotics View

Lembah luas sepanjang kaki Semeru, Gunung tertinggi di Jawa ada disini.

Lumajang Care

Masyarakat care, penuh empati, dihampar senyum, salam, dan sapa.

Harmoni Lumajang

Temukan Harmoni Lumajang diantara serakan awan dan hamparan hijau ladang dan ngarainya.

Monday, November 22, 2010

Sumiati Korban Perilaku Jahiliyah?

Kabar Jahiliyah dari Negeri Arab

Berita tentang kekerasan yang menimpa tenaga kerja Indoneis di luar negeri sudah sering kita dengar. Para pendulang devisa itu seakan telah menjadi bulan-bulanan, dan sangat riskan dieksploitasi tanpa mecuilpun kekuatan untuk sekedaar bertahan. Jangankan para TKI, pun pemerintah yang sangat percaya diri mengatas namakan, dan mengambil mandat penuh sebagai perwakilan syah pemerintah dari sebuah negara yang berdaulat yang bernama INDONESIA , tidak mampu berbuat banyak. Mereka dipahami publik masih sekedar mampu beretorika. Diplomasi kita masih belum memperlihatkan sesuatu yang mampu membuat kita merasa terlindungi sebagai warga negara. Dada kita masih selalu terasa sesak, mengikuti berbagai berita kekerasan terhadap saudara kita yang bekerja diluar sana. Kita memang masih belum bisa merasa nyaman menjadi warga Indonesia yang terayomi pemerintah yang kuat di dalam dan di luar.sumiati-wajah-rusak

Terlepas dari keterpurukan diplomasi, jika mau sedikit menggeneralisasi, data dan fakta sangat gampang kita temukan. Bahwa mayoritas kekejian dan kekejaman terhadap tenaga kerja wanita kita di luar negeri, hampir selalu terjadi di negara-negara Arab (baca Saudi Arabia). Sangat jarang kita membaca sadisme itu datang dari Hongkong, Taiwan, atau Singapura. Sebagai orang bodoh, wajar pertanyaan kemudian muncul, apa yang salah dengan Bangsa Arab? Mengapa mereka cenderung selalu mengekploitasi kekerasan? Kita kemudian dapat mengumpulkan berbagai keseharian rentetan kekerasan di wilayah itu. Berbagai bentuk peperangan antar bangsa Arab, dengan bangsa yahudi, dengan bangasa Barat.

Saya haqqul yakin kekerasan kepada tenaga kerja wanita kita di Arab bukan terinspirasi ajaran Islam.

  • Apa kau lihat orang yang mendustakan agama? Yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang salat. Orang-orang yang terhadap salatnya lalai. Orang-orang yang riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS 107(AL-MA’UN))
  • “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya pada saat menasehati anaknya, “Hai anakkku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan dan kepada dua orangtuamu, hanya kepadaKulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKulah kembaimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. “Hai anakku, sungguh, jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah berbuat baik dan laranglah berbuat ingkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan. Dan janganlah kaupalingkan wajahmu dari manusia dan jangan berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (QS 31(LUQMAN):13-19)

Akan sangat panjang daftar hadist dan ayat Al-Qur’an yang menyampaikan kelembutan dan keluhuran budi pekerti (sehingga secara detail diperintahkan untuk melunakkan suara). Bukan itu maksud saya menulis artikel ini. Saya hanya ingin berkeluh kesah, mengapa saudara-saudaraku diperlakukan sangat tidak manusiawi di negeri yang selama ini aku anggab sebagai kiblat budi pekerti dan nafas Islam. Atau memang disana orisinalitasnya demikian, sehingga ada sebutan jahiliyah, dan dipilih oleh ALLAH SWT sebagai tempat diturunkannya nabi-nabi. Wallahu A’lam ...

Tuesday, November 2, 2010

Membandingkan DR. Sjahrazad Masdar dengan DR. Sri Mulyani Indrawati

Korban Kebijakan ?

Baru kali ini Bude Shokilah tertarik masalah politik dan hukum. Sesuatu yang mengusik fikiran beliau, sebetulnya sudah lama dipendamnya, sejak kasus ini mencuat dan menjadi hangat di Lumajang. Masalah yang menimpa mantan pelaksana tugas Bupati Jember yang saat ini Bupati Lumajang, DR. Sjahrazad Masdar MA. Bagi beliau masalah itu identik dengan Kasus Century yang menimpa DR. Sri Mulyani Indrawati. Keduanya sama-sama sangat bernuansa politis, keduanya sama-sama berbau kebijakan, keduanya sama-sama bernuansa konsekuensi!

sri mulyani

Agar sedikit lebih keren dan “ndakik-ndakik”, Bude Shokilah mencoba mencoba googling dan dicantumkanlah pengertian KEBIJAKAN menurut beberapa hikayat berikut :

  1. Kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever government chooses to do or not to do) - Thomas Dye.
  2.  
  3. Kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan mengalokasi nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan.” - Easton
  4. Kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek (a projected program of goals, values and practices).(Lasswell dan Kaplan)
  5. Yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan (goal), sasaran (objektive) atau kehendak (purpose).- Carl Friedrich
  6. Kebijakan merupakan ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi yang relevan yang dipakai dalam memecah persoalan dalam kehidupan sehari-hari - William Dunn - (Article source Kebijakan Publik, Said Zainal Abidin,Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.

Bude Shokilah mencatat, bahwa kebijakan lebih dapat digolongkan sebagai suatu alat analisis daripada sebagai suatu rumusan kata-kata. So, jika berpijak dari sini, analisis sederhana beliau sejak awal sebetulnya yakin, bahwa yang dilakukan DR .Sjahrazad Masdar dan DR .Sri Mulyani seharusnya sangat tidak tepat jika masuk ke rumah pidana. Keduanya punya rumah “kebijakan publik”, dan rumah itu bernama PTUN.

 

Istilah ”publik” dalam rangkaian kata public policy mengandung tiga konotasi: pemerintahan, masyarakat, dan umum. Ini dapat dilihat dalam dimensi subyek, obyek, dan lingkungan dari kebijakan kata Bude sambil bersungut-sungut.

 

Mengapa demikian? Ya, karena sejak awal tidak secuil pun fakta didapat, entah tentang memperkaya diri sendiri, tentang merugikan keuangan negara, pun korupsi! Jika dalam perjalanan penerapan kebijakan terjadi korupsi dan penyelewengan anggaran, ya yang terbukti melakukan itu yang sangat pantas masuk ranah pidana. Ibarat membasmi tikus, jangan dilakukan dengan membakar rumah. Dan rumah itu bernama kebijakan. Karena jika itu dapat dilakukan, akan berbondong-bondong lah para pejabat (baca - abdi masyarakat) masuk bui. Dan kita akan krisis eselon! Begitu kira-kira logika sederhana bude kita ini.

 

Test case dari kejadian ini sudah memakan korban, DR. Sri Mulyani Indrawati. Wanita sangat anggun dengan pancaran kecerdasan dan idealisme ini, terlanjur direngkuh World Bank. Dan hiruk pikuk Century versi DPR kita pun lemah lunglai, karena memang asbabun nuzulnya sudah pergi. Asbabun nuzul itu bernama Sri Mulyani atas nama daya tawar, dan semuanya memang habitatnya politik.

Namun bagi Bude Shokilah, menjadi salah satu orang penting di Bank Dunia jelas menunjukkan, Jeng Sri bukan sembarang orang. Kita sangat minim stok manusia dengan kualifikasi Bank Dunia (namun berlimpah stok untuk Bank Akherat?).

Di Lumajang test case serupa (tapi tak sama) dialami Bupati. Asbabun nuzulnya juga politis. Namun tidak seperti DR. Sri Mulyani yang cukup digelarkan sidangnya di gedung DPR, masalah ini terlanjur disidangkan di Pengadilan Negeri. Berangkatnya juga sama, dari rumah “kebijakan”. Di kemudian hari implementasinya ternyata berbau korupsi. Dan itu jauh hari setelah kebijakan awal dibuat, jauh hari setelah pembuat kebijakan pergi. Logika awam Bude Shokilah, mengapa urusan kebijakan di sidang pidanakan, padahal minim alibi? Memang, bisa saja kebijakan dan hukum di “centeng pereneng-kan” (baca: multi tafsir), sehingga “otak atik matuk”. Next story, syukurlah keputusan hakim setali tiga uang dengan prediksi Bude, Bebas Murni.

 

“ Tetapi apa yang dilakukan Masdar, menurut majelis hakim tidak merugikan keuangan negara ataupun ada penyelewengan jabatan. Dengan pertimbangan itu, majelis hakim membebaskan Masdar (detik.com)”.

 

Di mata Bude Shokilah, Kita memang masih selalu mencari bentuk. Sebelum jaman reformasi, di jaman Presiden Soeharto, kita lumayan punya bentuk. Bentuk itu kocar-kacir di jaman reformasi, hingga saat ini kita masih belum berbentuk .....