Saturday, October 9, 2010

Dahlan Iskan Direktur PT KAI

Dahlan Iskan Direktur PT Kereta Api Indonesia

Melihat perkembangan dan carut marut PT KAI akhir-akhir ini, mbok de Jamillah terusik juga untuk ikut bersilat lidah. Dia fikir bukan hanya rekan DPR yang rajin melakukan hal itu untuk menaikkan daya tawar, seperti menyambut Kapolri baru kemarin. Namun pendapat Mbok de Jamillah memang tidak mempunyai nilai jual dan tidak akan menaikkan daya tawar siapa-siapa. Pendapat ini hanya sekedar memanfaatkan celah legalitas undang-undang yang menjamin kebebasannya bagi setiap warga negaranya.
kereta api kecelakaan
PT KAI, perusahaan ini mewarisi sebagian besar aset dan sarana prasarananya dari jaman penjajahan kompeni. Mulai dari rel dan akses pendukungnya, jaringan stasiun, dan sebagainya membentang dari ujung Jawa sampai ujung Sumatra. Aset mereka melimpah lengkap dengan budaya pengelolaannya, sehingga sebagian aset berupa jalur kereta dengan akses pendukungnya di beberapa wilayah tidak lagi mampu dikelola. Aset ini kemudian disewakan, dan gegap gempitalah para penyewa menyulap areal ini dengan bentuk bangunan beraneka warna (di sepanjang bekas jalur kereta). Pun sebenarnya para penyewa ini tidak secuilpun punya kepastian pada masa depan status tanah mereka. Potret PT KAI masih buram di banyak sisi. Berita anjlognya kereta dari jalur rel mereka, kereta salah masuk jalur, kereta menghantam kendaraan lain di luar persimpangan jalan raya, dan lain-lain.
Dahlan-Iskan
Bude Jamillah maklum, penyakit akut BUMN memang masih menjadi trend, dan belum mampu direhabilitasi. Bahkan banyak diantaranya yang terpaksa diamputasi, entah dengan nama merger atau akuisisi. Memang ada juga yang sehat wal afiat dan maslahat, sebut diantaranya milik per-bank-kan dan lembaga keuangan lainnya.

Satu diantara banyak perusahaan yang mengusik minat Bude Jamilah adalah PLN. Perusahaan monopoli setrum ini walaupun masih jauh untuk dikatakan sehat (dengan subsidi per tahun masih ber trilyoon-trilyoon), di mata beliau sangat seksi. Bukan karena loss setrum dan ledakan travonya. PLN seksi karena terlihat “nyata” punya usaha dan terget menambah dan menyetabilkan strom. Dan yang lebih seksi usaha mereka sangat manis dikampanyekan kepada publik, melalui berbagai tulisan dan laporan big boss mereka, Al-Mukharrom Dahlan Iskan di media massa.

Dengan keseharian bergelayut di dunia jurnalis, sebagai CEO berbagai media, sang Dirut ini tahu betul bagaimana memperlakukan publik. Dengan pola fikir dan program kerja PLN mengalir lancar di baca publik, berbagai byar-pet listrik menjadi cair diterima masyarakat. Artinya kita tahu duduk persoalan mereke, karena sedikit banyak “jerohan” persoalan diketahui publik, so kita akan sedikit mudah di buah maklum.

Kembali ke Kereta Api. Andai PT KAI sementara di berikan Al Mukharrom Dahlan Iskan, bude Jamillah membayangkan, peta persoalan per kereta apian akan sangat taktis disusun lengkap dengan detail rencana kerja dan targetnya. Dan yang lebih seksi, semua mengalir lancar di terima publik melalu tulisan-tulisannya. Next .... Dahlan Iskan + Public Relation = Seksi abis .....

0 comments:

Post a Comment

Join, please