Saturday, October 11, 2008

KITA EGOIS TERHADAP RENCANA TUHAN ?

Musibah dan Sikap Manusiawi kita yang Salah?

-->
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un ...
Kehidupan kita sebetulnya akan selalu diujung kematiannya. Karena hukum alam akan selalu menyatakan bahwa justru karena ada kehidupanlah kematian itu ada. Setelah setahun lalu eyang kakung, kemudian disusul kepulangan eyang Putri. Belum genap lima puluh hari eyang putri dipanggil yang maha kuasa, maka pada hari itu duka itu datang kembali.


Bapak bagi anak-anaknya, suami bagi ibunda, eyang bagi cucu-cucunya, pengayom bagi kerabat dan sanak sudaranya, tempat berbagi bagi sahabat dan temannya, adalah episentrum dari typikal cara bergaul dan bersosialisasi dari almarhum. Kebesaran dan kekuatan itu hadir diujung kehidupannya. Sekian kali lipat dari jumlah empat puluh (batas psikologis (?) sesuai dawuh njeng nabi), mengiringi beliau kepada pelukan penciptanya. Berduyun-duyun mereka melepas seluruh cerita, tegur sapa, dan empati yang selalu beliau bangun disepanjang bingkai alur napasnya. Yang ditata pada seluruh masa lalu, yang dengan sepenuh hati diuri-uri dengan ikhlas dan konsistensi.

Sahabat dan keluarga begitu tersentak dengan kematian ini.
Konon empat puluh hari sebelum ajal menjemput, daun dengan nama orang tersebut akan jatuh di Arsy, dan malaikat mautpun akan selalu mendampinginya pada kurun waktu itu sampai ajal benar-benar datang. Yang excellent dari rencana Tuhan ini, dan ini amat bernilai seni, adalah bahwa tiada seorangpun menyadari hal ini – pun bagi orang-orang terdekatnya sekalipun – sehingga keterkejutan dan kehampaan akan mengiringi, sesal dan sedih panjang akan turut di eksplor habis oleh orang-orang yang mencintai dan dicintainya (kecuali bagi orang – orang beriman, Allah SWT maha tahu).
Ajal dan kematian akan selalu sangat istimewa karena satu hal, mereka yang telah dipanggiNya tidak akan pernah kembali pada kehidupan bumi untuk selamanya. Mereka tidak akan datang lagi pada sisa hidup kita, sampai suatu saat nanti ajalpun akan memeluk kita.
Sementara itu pula, kita akan selalu tidak yakin, akankah kita dapat berjumpa kembali dengan orang-orang dekat kita di akherat kelak, seperti tidak yakinnya kita terhadap amal baik kita.
Wallahua’lam bis Sawab ......

0 comments:

Post a Comment

Join, please